Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts
Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts

Sunday, 21 May 2023

Episode 06 (Jawaban Para Raja Atas Pesan-Pesan Rasulullah) Sunday, 21 May 2023

Episode 06 (Jawaban Para Raja Atas Pesan-Pesan Rasulullah)

===================
Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.
Penuh dengan pesan moral yang baik.
=================== 


Respons para penguasa tersebut ketika menerima surat dari Nabi Muhammad bermacam-macam. Ada yang mengikuti ajakan Nabi dan ada pula yang menolak bahkan sampai membunuh utusan yang diutus Nabi untuk mengantarkan surat tersebut. Merujuk The Great Episodes of Muhammad saw (Said Ramadhan al-Buthy, 2017) dan Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018),

Episode 05 (Pesan Rasulullah Kepada Para Raja dan Pemimpin)

Episode 5 : (Pesan Rasulullah Kepada Para Raja dan Pemimpin)



===================
Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.
Penuh dengan pesan moral yang baik.
=================== 
Islam adalah agama dakwah, menyeru kepada jalan Allah kepada seluruh manusia. Allah dengan tegas berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS Ali Imran: 110]

Dalam surat lain, Allah berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.’ (QS An Nahl: 125)

Rasulullah adalah teladan terbaik dalam berdakwah, menyeru manusia kepada Islam. Semenjak dipilih dan diangkat menjadi Rasul, beliau dengan semangat membara berdakwah menyebarkan Islam, baik di Me kkah maupun saat memimpin daulah. Obyek dakwah Rasulullah bukan hanya kepada orang awam, melainkan juga kepada para tokoh dan pemimpin negara.

Pada masa awal setelah diangkat sebagai utusan Allah (Rasulullah) Nabi Muhammad Saw membangun komunikasi dengan para pemimpin suku dan pemimpin negara lain. Beliau mengirim utusan yang membawa surat ajakan masuk Islam. Korespondensi melalui surat itu tujukan kepada Heraclius (kaisar Romawi), Raja Negus (penguasa  Ethiopia), dan Khusrau (penguasa Persia).

Sejarah mencatat, waktu itu Heraclius (Raja Romawi) dan Kisra (Raja Persia) merupakan dua kerajaan yang terkuat pada zamannya, dan merupakan dua orang yang telah menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan kemenangan yang selalu silih berganti.

Oleh sebab itu, Rasulullah mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu, juga kepada Ghassan, Yaman, Mesir dan Abisinia. Beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam, tanpa merasa khawatir akan segala akibat yang mungkin timbul. Dampak yang mungkin dapat membawa seluruh negeri Arab tunduk di bawah cengkeraman Persia dan Bizantium.

Akan tetapi kenyataannya, Rasulullah tidak ragu-ragu mengajak para raja itu menganut agama Islam. Beliau mengirim utusan kepada Heraclius, Kisra, Muqauqis, Harits Al-Ghassani (Raja Hira), Harits Al-Himyari (Raja Yaman) dan kepada Najasi, penguasa Abesinia (Ethiopia).

Para sahabat menyatakan mereka kesanggupan mereka melakukan tugas besar ini. Rasulullah kemudian membuat sebentuk cincin dari perak bertuliskan: “Muhammad Rasulullah”.

Adapun surat untuk Heraclius itu dibawa oleh Dihyah bin Khalifah al-Kalbi, dan surat kepada Kisra dibawa oleh Abdullah bin Hudzafah. Sementara surat kepada Najasyi dibawa oleh Amr bin Umayyah, dan surat kepada Muqauqis oleh Hatib bin Abi Balta’ah.

Sementara itu, surat kepada penguasa Oman dibawa oleh Amr bin Ash, surat kepada penguasa Yaman oleh Salit bin Amr, dan surat kepada Raja Bahrain oleh Al-‘Ala bin Al-Hadzrami. Sedangkan surat kepada Harith Al-Ghassani, Raja Syam, dibawa oleh Syuja’ bin Wahab. Dan surat kepada Harits Al-Himyari, Raja Yaman, dibawa oleh Muhajir bin Umayyah.

Masing-masing mereka kemudian berangkat menuju tempat yang telah ditugaskan oleh Nabi. Para penulis sejarah berbeda pendapat tentang waktu keberangkatan mereka. Sebagian besar menyatakan para utusan berangkat dalam waktu yang berbarengan, sementara sebagian lagi berpendapat mereka berangkat dalam waktu yang berlainan.

Surat Untuk Heraclius. Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi teksnya berbunyi: “Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi.

Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa  orang-orang Arisiyin Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan.

Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah.

Saturday, 20 May 2023

Episode 04 (Perubahan Arah Kiblat dalam Sholat ) Saturday, 20 May 2023

Episode  04 (Perubahan Arah Kiblat dalam Sholat )



===================


Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.

Penuh dengan pesan moral yang baik.

=================== 



Perubahan arah kiblat terjadi pada bulan Rajab, yang mengutip dari situs AboutIslam, terjadi 16-17 bulan usai hijrah dari Makkah ke Madinah. Saat di Makkah, Rasulullah SAW dikisahkan mengambil posisi sedemikian rupa sehingga tidak membelakangi Kakbah dengan wajah yang menghadap Masjid Al-Aqsa.

LIHAT VIDEO LAINNYA


Episode 03 (Hijrahnya Rasulullah ke Yastrib)

Episode 03 (Hijrahnya Rasulullah ke Yastrib)

===================

Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.

Penuh dengan pesan moral yang baik.

=================== 


Pada tahun 622 Masehi, Nabi Muhammad SAW dengan membawa para pengikutnya melakukan hijrah atau perpindahan dari kota Makah ke kota Yastrib. Jarak antara Makah dan Yastrib diperkirakan sekitar 200 mil atau 320 kilometer. Setelah beberapa waktu tinggal di Yastrib maka Rasulullah kemudian mengganti nama kota itu menjadi Madinat an-Nabi yang artinya kota Nabi. Kemudian hari kota ini disebut dengan Madinah saja, dan ada yang juga menyebut dengan Madinah al-Munawarah yang artinya Kota yang penuh cahaya.

LIHAT VIDEO LAINNYA


EPISODE 2 : Tahun Gajah Abrahah dan Penyerangan Ka_bah

 Episode 2 : Tahun Gajah Abrahah dan Penyerangan Ka_bah


===================

Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.

Penuh dengan pesan moral yang baik..

=================== 


Tahun kelahiran Rasulullah dihubungkan dengan Tahun Gajah (570 M), ketika Abrahah, penguasa Yaman berniat menghancurkan Ka'bah. Peristiwa itu direkam dalam Alquran, Surah al-Fil (105). Penamaan Tahun Gajah didasarkan pada pasukan bergajah yang dibawa Abrahah al-Asyram untuk meratakan Ka'bah. Ada beberapa alasan Abrahah berniat demikian. Ia membangun gereja megah di Sana'a yang diberi nama al-Qalis dengan harapan dapat menjadi tempat ibadah haji terbesar di seluruh Arab, menyaingi Makkah.

LIHAT VIDEO LAINNYA

Sunday, 18 September 2022

Episode 1 : Tahun Gajah Penggalian Sumur Zam-Zam Sunday, 18 September 2022

Episode 1 : Tahun Gajah Penggalian Sumur Zam-Zam
===================
Video pembelajaran yang sangat bagus. Sangat cocok buat anak kita.
Penuh dengan pesan moral yang baik.
=================== 


Ratusan tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, zamzam sudah ada dan tak ada seorang pun yang tahu keberadaannya. Namun, berkata Abdul Muthalib-lah sumur zamzam itu kembali terkuak keberadaannya.

Suatu hari Abdul Muthalib tidur di Hathim Kabah. Dalam mimpi, seseorang menyuruhnya menggali Thaibah. Abdul Muthalib bertanya di mana Thaibah itu, namun mimpi berlalu tanpa adanya jawaban. Mimpi yang sama berulang pada hari kedua dan ketiga, namun setiap kali namanya berubah. Pada hari keempat, Abdul Muthalib disuruh menggali zamzam.

Abdul Muthalib bertanya di mana zamzam itu. Abdul Muthalib hanya mendapat tanda-tandanya. Akhirnya, dia bersama putra sulungnya (satu- satunya putranya pada saat itu) melakukan penggalian di lokasi zamzam sekarang ini.

Penggalian pada hari keempat, dinding sumur tampak. Setelah beberapa kali penggalian, tingkat airnya dapat dicapai. Dia pun menemukan bahwa di dalam sumur ada dua patung rusa emas, pedang, dan perisai.

Atas keberhasilan ini, Abdul Muthalib berseru “Allahu Akbar!” dan berkata, “Inilah sumur Ismail!” Orang-orang Quraisy pun mengerumuni Abdul Muthalib dan mulai mengatakan, karena sumur itu semula milik Ismail, maka ketika ditemukan kembali, sumur itu pun jadi milik seluruh suku.

Abdul Muthalib menolak pendapat mereka dengan mengatakan bahwa sumur itu merupakan karunia khusus dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada dirinya.

Pada akhirnya orang-orang Quraisy sepakat menyerahkan persoalan mereka kepada wanita arif dari suku Sa’d di Syria. Setiap marga mengutus satu orang untuk mewakili marga bersangkutan. Abdul Muthalib, bersama putranya dan beberapa sahabat, berada dalam kafilah yang sama, namun Abdul Muthalib memiliki pemahaman dan persiapan tersendiri.

Di tengah gurun, air yang dibawa Abdul Muthalib habis. Seluruh anggota kelompok lain tak mau berbagi air. Mereka nyaris mati. Abdul Muthalib menyarankan kelompoknya untuk menggali beberapa kuburan agar kalau ada yang mati, maka tinggal menguburkannya saja.

Dengan demikian, hanya satu orang saja, yang matinya terakhir, yang tidak akan terkubur. Mereka pun menggali kuburan mereka sendiri. Kelompok lain cuma menonton saja.

Pada hari kedua, Abdul Muthalib menasihati sahabat-sahabatnya bahwa menyerah kepada kematian tanpa melakukan upaya habis-habisan merupakan sikap pengecut. Kemudian Abdul Muthalib menaiki untanya, dan untanya pun bangkit. Pada saat itulah kaki unta menjejak-jejak bumi, dan tiba-tiba keluarlah air yang sejuk lagi sedap rasanya. Abdul Muthalib mengucapkan, “Allahu Akbar!”

Para sahabatnya juga ikut mengucapkan “Allahu Akbar!” Mereka pun lalu mereguknya untuk menghilangkan dahaga, lalu mengisi penuh wadah-wadah air mereka yang terbuat dari kulit. Abdul Muthalib kemudian mengundang kelompok lawan untuk ikut mengisi wadah-wadah air mereka yang berbuat dari kulit.

Sahabat-sahabat Abdul Muthalib merasa keberatan, namun Abdul Muthalib mengatakan, “Kalau kita berbuat seperti mereka, maka tak ada bedanya antara kita dan mereka."

Seluruh kafilah pun mengerumuni sumber air itu. Mereka minum dan mengisi penuh wadah-wadah air mereka yang terbuat dari kulit. Kemudian mereka berkata, "Wahai Abdul Muthalib, demi Allah, Allah telah menentukan antara kamu dan kami. Dia telah menganugerahkan kemenangan kepadamu. Demi Allah, kami tak akan pernah berselisih denganmu tentang zamzam. Tuhan yang telah menciptakan sumber air ini di sini di gurun ini untukmu telah menganugerahkan zamzam kepadamu.”

Maka sejak saat itu, Zamzam pun menjadi milik pribadi Abdul Muthalib.