Friday, 26 February 2016

Bukti Cinta Kepada nabi Friday, 26 February 2016



Download


Alhamdulilah Allah telah mengaruniakan kepada kita seorang Nabi dan Rasul Muhammad  sebagai rahmat bagi alam semesta. Allah berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya; 107). Beliau adalah seorang Nabi yang sangat kasih sayang. Pembaca sahabat +mia maryati  yang budiman… Bila Anda ditanya, “Cintakah Anda kepada beliau?” “Tentu saja,” inilah jawaban yang tentunya akan Anda sampaikan. Namun, sudah benarkah kecintaan Anda kepada- Nya? Inilah pertanyaan yang mudah-mudahan akan terjawab melalui tulisan ini. Pembaca sahabat +mia maryati  yang budiman… Bukti cinta seseorang kepada Nabi  memiliki tanda-tanda. Di antara tanda-tanda tersebut yaitu,

Pertama
mengikuti Sunnah dan berpegang teguh dengan petunjuknya.
Allah berfirman, yang artinya, قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31). Al-Hafizh Ibnu Katsir  tatkala menafsirkan ayat ini mengatakan,ayat yang mulia ini merupakan pemutus bagi orang yang mengaku cinta kepada Allah sedang ia berada di luar jalan Muhammad n, maka sesungguhnya ia seorang pendusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syariat Muhammad n dan agamanya baik dalam perkataan maupun perbuatan. Hal ini telah disebutkan dalam hadits Shahih, bahwa Rasulullah n bersabda, مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak.” (Muttafaq ‘alaih) Oleh karena itu, Allah k berfirman, yang artinya, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS. Ali Imran: 31) (Tafsir al-Qur’an al ‘Azhim, Ibnu Katsir v)

  Kedua
Banyak menyebut namanya dan ingin melihatnya. مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِه “Di antara umatku yang paling cinta kepadaku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, yang salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim) Banyak menyebut manaqib (kisah hidup) dan kepribadian beliau yang mulia, menjalankan sunnah-sunnahnya yang agung, dan banyak bershalawat kepadanya. Ibnu al-Qayyim di dalam kitabnya, “Jalaul Afham” berkata, “Setiap kali seorang hamba banyak menyebut nama yang dicintainya dan menghadirkan kebaikan-kebaikannya di dalam hati; mengingat sisi-sisi positifnya, niscaya akan bertambahlah kecintaannya kepada yang dicintainya tersebut dan akan menambah pula kerinduannya untuk berjumpa de- ngannya. Ini semua akan menguasai semua relung hatinya.”

  Ketiga
Mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an serta adab-adabnya.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan di dalam kitabnya, “al-Adab”, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata,
لاَ يَسأَلُ أَحَدٌ عَن نَفسِهِ إِلاَّ القُرآنُ، فَإِن كَانَ يُحِبُ القُرآنَ فَهُوَ يُحِبُ اللَّهَ وَرَسُولَه “Hendaknya seseorang tidak bertanya tentang dirinya kecuali (tentang kedudukan) al-Qur’an(di hatinya). Jika ia mencintai al-Qur’an, maka ia akan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.”

  Keempat
Cinta kepada orang yang mencintai beliau n dan membenci orang yang membencinya.
Rasulullah n bersabda,
مَنْ أَحَبَّ عَلِيًّا فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَبْغَضَ عَلِيًّا فَقَدْ أَبْغَضَنِي “Barangsiapa mencintai Ali, sungguh ia telah mencintaiku, dan barangsiapa membenci Ali sungguh ia telah membenciku” (HR. al-Hakim) Dalam hadits yang lain Rasulullah n bersabda, < مَنْ أَحَبَّهُمَا فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَبْغَضَهُمَا فَقَدْ أَبْغَضَنِي “Barangsiapa mencintai keduanya(yakni: al Hasan dan al Husain, cucu Nabi n-pen), sungguh ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa membenci keduanya, sungguh ia telah membenciku” (HR.Ahmad) Rasulullah n bersabda, مَنْ أَحَبَّنِى فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ “Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah ia mencintai Usamah” (HR.Muslim) Mencintai sahabat, keluarga beliau dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan ulama, ahli ibadah, orang-orang yang zuhud, dermawan, maupun orang-orang yang baik, ini semua merupakan suatu bentuk kecintaan terhadap orang yang mencintai beliau n. Demikian pula mencintai amal, adab, muamalah dan semua perbuatan yang dicintai beliau n. Demikian pula, membenci orang-orang yang buruk dan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. karena hal itu termasuk yang dibenci beliau n.

  Kelima
Tidak ghuluw(berlebih-lebihan) dalam mencintai dan mengangkat beliau di atas kedudukan yang semestinya yang telah diberikan Allah k.
Anas (bin Malik-pen) meriwayatkan bahwa sekelompok orang pernah mengatakan, “Wahai Rasulullah, wahai orang terbaik dikalangan kami, anak orang terbaik di kalangan kami, sayyid kami, dan anak sayyid kami.” (mendengar ungkapan ini) maka beliau n bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قُولُوا بِقَوْلِكُمْ وَلَا يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، وَرَسُولُ اللهِ، وَاللهِ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُونِي فَوْقَ مَا رَفَعَنِي اللهُ “Wahai manusia, hati-hatilah dari ucapan kalian, dan janganlah kalian diperdayakan oleh setan! Saya adalah Muhammad, hamba dan utusan-Nya. Demi Allah, aku tidak suka kalian mengangkatku di atas kedudukanku yang telah Allah berikan kepadaku.” (HR. Ahmad)

  Keenam
Menghindarkan diri dari bid’ah dan mengikuti hawa nafsu.
Abdullah bin Mas’ud z berkata,
اتَّبِعُوا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ “Berittiba’lah (ikutilah Rasulullah n -red) kalian dan jangan melakukan kebid’ahan, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan” (HR.ad-Darimiy) Beliau z juga berkata,
الإِقْتِصَادُ فِي السُنَّةِ خَيرٌ مِنَ الإِجتِهَادِ فِي البِدعَةِ “Sederhana dalam melakukan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam melaksanakan bid’ah” (HR. al-Hakim di dalam al-Mustadrak)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang yang mengikuti beliau , orang-orang yang beriman kepadanya dan orang-orang yang benar kecintaan kepadanya . Semoga pula Allah l menghidupkan kita di atas sunnahnya dan mematikan kita di atasnya pula. Semoga pula Allah mengumpulkan kita di bawah benderanya pada hari kiamat nanti. Semoga Allah mengaruniakan syafa’at beliau kepada kita. Semoga Allah mengampuni kesalahan kita. Sesungguhnya Dia Maha mendengar doa, Dzat yang layak diharapkan. Cukuplah Dia menjadi Penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad , keluarga dan para sahabat beliau.


Dasar-dasar agama Islam




Dasar-dasar agama Islam dikenal dengan sebutan Rukun Islam ( Arkan al-Islam ). Rukun Islam ini merupakan sendi-sendi atau ketentuan dasar agama Islam . Dasar-dasar ini disepakati oleh seluruh aliran teologi Islam.

Rukun Islam ini terdiri dari lima poin sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim. Ketika Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, tentang apa yang dimaksud dengan Islam, Nabi menjawab,”Islam ialah bahwa engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, dirikan shalat, keluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan engkau ibadah haji ke Baitullah jika memiliki kemampuan.” ( HR Bukhari – Muslim ).


Kelima rukun Islam tersebut adalah :

  1. Syahadah, pengakuan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.
  2. Shalat, lima kali sehari.
  3. Zakat, mengelurkan sejumlah harta setelah mencapai nishab (batas minimal harta wajib zakat).
  4. Syiyam / Shawum , puasa pada bulan Ramadhan.
  5. Hajj, menunaikan ibadah haji ke Makkah sekali seumur hidup bagi mereka yang memiliki kemampuan untuk mengerjakannya baik secara fisik maupun secara finansial.

Mereka yang meyakini dan mengerjakan ketentuan-ketentuan dasar  Islam ini disebut Muslim. Sedang mereka yang tidak mengerjakannya ( tetapi tidak mengingkarinya ) empat rukun terakhir, tidak dipandang keluar dari agama Islam.

Syahadat , rukun yang pertama, sangat esensial kedudukannya, karena tanpa syahadat seseorang tidak dapat disebut Muslim.Sudah menjadi kenyataan di masyarakat terdapat sejumlah Muslim tidak mengerjakan rukun Islam ini kecuali Syahadat, tetapi mereka masih tetap Muslim bila tidak mengingkari semua sendi-sendi Islam tersebut.

Rukun Islam yang kedua  , yakni shalat, memiliki kedudukan yang amat penting dalam Islam dan merupakan fondasi yang kokoh bagi tegaknya agama Islam. “Shalat itu tiang agama”, kata Rasulullah SAW. Oleh sebab itu , baik secara spiritual maupun secara hukum, shalat ini sangat penting,  karenanya tidak terdapat alasan yang sah untuk meninggalkan shalat kecuali bagi perempuan  yang haid , sedang pada ketiga rukun berikutnya terdapat sejumlah rukhshah ( dispensasi ).

Shalat harus dilakukan pada waktunya, kita tidak dapat mewakilkan atau diganti dengan yang lain, seperti membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilakukan, karena ada alasan tertentu.

Rukun ketiga, zakat, yaitu salah satu rukun Islam yang merupakan ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus merupakan amal sosial kemanusiaan. Karena pentingnya itu,  di dalam Al-Quran, kata zakat banyak disebut dalam satu rangkaian dengan shalat dalam satu ayat. Ada 26 kata zakat yang selalu dihubungkan dengan shalat. Hal ini menunjukkan betapa penting peran zakat dalam kehidupan umat Islam.

Ayat-ayat Al-Quran yang mencantumkan kata shalat yang diikuti kata zakat diantaranya Surah Al-Baqarah (2) ayat 43, 83, 110; An Nisa (4) ayat 77; Maryam (19) ayat 31 dan 55; An Nur (24) ayat 56; Al Mujadilah (58) ayat 13; Al Muzzammil (73) ayat 20; dan Al Anbiya (21) ayat 73.

Keempat adalah puasa pada bulan Ramadhan. Dalam Al-Quran puasa disebut dengan istilah shiyam dan dalam hadits biasanya menggunakan kata shawm. Masyarakat Sunda menggunakan kata siam atau saum bila berbicara dengan ragam bahasa halus. Untuk ragam bahasa sedang atau kasar biasanya urang Sunda menggunakan kata puasa.

Rukun kelima adalah ibadah haji yang diwajibkan hanya sekali seumur hidup, itu pun bila mampu secara fisik dan finansial untuk melakukannya. Ibadah haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah. Karena hukumnya sunnah, maka seorang Muslim / Muslimah harus lebih memprioritaskan hal-hal yang wajib .

Wa Allahu ‘alam bi ash-shawab.




7 Gangguan dari setan saat sakaratul maut




SUNNAH RASUL DI M4LAM JUM’4T ???





Namun istilah Sunnah Rasul yang mutawatir (populer) di m4l4m Jum’4t adalah penghalusan dari hubungan suami istri. Boleh jadi barangkali karena di Indonesia, hal-hal yang terkait dg s3x cukup tabu dibicarakan secara terbuka, karena akan dianggap vulg4r, maka digunakan istilah sunnah Rasul sbg pengganti).

Ada satu lagi yang sering kita dengar dari Ustadz, yang juga dianggap hadits mutawatir, yaitu :

Barangsiapa melakukan hubung4n suami istri di m4l4m Jum4t (kamis malam, red) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Sahabat +mimi bohay   telah berusaha mencari-cari riwayat yang katanya hadist di atas, namun belum saya temukan dalam Kitab manapun. Saya akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits sunnah R4sul pada m4lam Jum’4t tersebut apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi adalah sama sekali bukan hadist alias karangan orang2 yang gak jelas.


Ada cerita yang saya terima, bahwa pernah ada ulama ahli hadits kita yang menelitii sanad hadits berhubung4n suami istri malam Jum’at sama dengan membunuh 10 atau 100 Yahudi tersebut , dan walhasil sanadnya berhenti pada seorang Habib di Jawa Tengah, tidak nyambung ke sahabat, apalagi ke Rasul Saw. Jadi jelas itu sama sekali bukan Hadist.

Jadi, Anda tidak akan menemukan satu-pun hadits ttg Rasul Saw berhubung4n su4mi i$tri pada malam2 tertentu, termasuk m4l4m Jum’at.

Yang ada dan sunnah Rasul untuk dilakukan pd hari Jum’at (mulai m4lam Jum’at), yaitu :

1)Memperbanyak membaca Shalawat, kata Nabi SAW, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pdhari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi)

2)Membaca Al Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Kata Nabi saw,: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim) 

3) Memperbanyak do’a , karena Rasulullah Saw bersabda, ““Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud);

4) Shalat Jum’at , Rasulullah Saw bersabda, “Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya perempuan anak kecil dan orang sakit. (HR.Abu Daud dan Al Hakim) dan;

5) Ziarah Kubur, dari Abu Bakar, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa berziarah kubur kedua orang tuanya atau salah satunya pada setiap hari Jum‘at, kemudian membaca surat “Yasin wa al-Qur’an al-Hakim”, maka diampunilah dia sebanyak jumlah ayat dan huruf dari surat itu.” (HR. Dailamy)

Jadi tidak ada ditemukan Sunnah Nabi tentang hubungan su4mi i$tri di hari Jum’at (malam Jum’at).

Satu hal lagi, Jangan lupa, yang namanya sunnah Rasul itu pasti pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, dan urusan ibadah harus ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun sunnah Rasulullah. Sebaik-baik ibadah itu adalah ibadah yang dicontohkan Rasulullah. Sedangkan untuk urusan duniawi semuanya boleh kecuali jika ada larangannya.

Kembali pada bahasan sunnah Rasul pada malam Jum’at tersebut, berikut ini saya cantumkan dua hadits Rasulullah SAW

1) Rasulullah Saw bersabda.””Barangsiapa yang m4ndi pada hari Jum’at seperti mandi jinabat, kemudian dia pergi ke masjid pada saat pertama, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor unta dan siapa yang berangkat pada saat kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan seekor sapi, dan siapa yang pergi pada saat ketiga, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor domba yang mempunyai tanduk, dan siapa yang berangkat pada saat keempat, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor ayam, dan siapa yang berangkat pada saat kelima, maka seolah-olah dia berkurban dengan sebutir telur, dan apabila imam telah datang, maka malaikat ikut hadir mendengarkan khutbah.” (Muttafaq ‘alaih)

Tapi, hadits di atas tidak langsung mengaitkan adanya ‘kewajiban’ berhubung4n pada malam harinya, hanya perintah mandi besar di hari Jum’at sebelum shalat Jum’at. Wallahu a’lam

2) Rasul Saw bersabda, “Janganlah kamu khususkan malam Jum’at dari malam yang lain untuk shalat dan janganlah kamu khususkan hari Jum’at dari hari yang lain untuk berpuasa, kecuali seseorang diantara kamu berpuasa padanya (tidak mengkhususkan hari Jum’at)“. [HR. Muslim juz 2, hal. 801]

Itulah salah satu hadits tentang tidak mengkhususkannya m4l4m/hari Jum’at untuk melakukan ibadah sholat dan puasa. Sedangkan yang sering disebut-sebut orang tentang sunah Rasul pada malam Jum’at tersebut sama sekali tidak ada dalilnya, untuk itu tidak perlu ikut-ikutan mengamalkannya. Namun begitu bagi yang selalu menjalankan amalan-amalan pada malam Jum’at tersebut silahkan saja.
Link me http://bit.ly/tante-malamjumat here



Copy

Karena Allah, Aku Menikah Denganmu

Anas Ibnu Malik radhiyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat." (HR. Ahmad. Shahih menurut Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dikatakan bahwa seorang laki-laki diminta untuk menikah dengan wanita yang subur yang bisa mempunyai banyak keturunan. Namun meskipun begitu tujuan menikah tak serta merta untuk memiliki keturunan atau untuk memenuhi kebutuhan biologis semata. Adanya cinta yang dilandaskan karena Allah membuat dua insan yang sama-sama memiliki kelebihan kekurangan bersatu.

Saya mendapatkan cerita dari salah seorang wali murid yang biasa saya panggil Ummi. Bebeberapa minggu yang lalu, saat kami bertemu di asrama ummi menceritakan pada saya bahwa beliau telah menjodohkan seorang akhwat (sebut saja Melati) dengan seorang mas-mas (sebut saja mas Joko).

Melati adalah seorang guru ngaji anak ummi. Aktif, vocal, dan berprestasi. Sedangkan mas Joko adalah anak kost dari ibu ummi. Pendiam, kalem, dan tak seberprestasi Melati. Ketika keduanya ditanya sama ummi, apakah sudah siap untuk menikah. Mereka jawab ia. Kemudian ummi memperlihatkan foto masing-masing kepada mereka. Dan mereka sepakat untuk melanjutkan pada proses ta’aruf.

Selama proses ta’aruf keduanya saling terbuka. Dimulai dari mas Joko yang memperkenalkan jati dirinya lengkap. Satu paket antara kelebihan dan kekurangannya. Begitupula dengan Melati. Diapun menceritakan siapa jati dirinya. Satu paket antara kelebihan dan kekurangannya. Tak ada yang ditutupi antara keduanya. Saling terbuka. Hingga setelah ditanya sama ummi apakah mau lanjut ataukah sampai pada proses ini. Keduanya sepakat untuk lanjut. Semua mengucap tasbih, Melati, mas Joko, abi dan ummi yang ikut mendampingi proses ta’aruf mereka.

Setelah proses ta’aruf selesai Melati ditanya sama ummi “Eh kok kalian bisa langsung cocok begitu? Padahal orang itu biasa saja. Sementara kamu kan aktif dan berprestasi”

“Iya, Mi. Saya juga ga tahu kenapa. Saya hanya berdoa sama Allah agar diberi pendamping yang siap menerima saya apa adanya. Sedang dia mau menerima saya apa adanya” jawab Melati, sementara ummi mengucap tasbih.

“Tapi Mi, masak mau nikah saja, calon suami saya harus punya modal 40 juta untuk operasi organ kewanitaan saya?” lanjut Melati.

“Ya tak apa. Kalau memang Allah memberi rizki, insya Allah nanti kan bakal dioperasi. Toh dia juga gapapa to?” kata ummi disambut senyuman Melati.

Di lain waktu mas Joko yang ditanya sama ummi.

“Eh mas, kok kamu bisa langsung mantap sama dia?”

“Iya bude. Saya juga ga tahu. Saya minder bude, saya kan banyak kekurangannya”

“Lha nanti masalah itu gimana? Kan kalau kalian mau (‘afwan) jima’ kan dia harus dioperasi dulu” lanjut ummi.

“Tak apa bude. Gak harus sekarang kok. Saya niat nikah bukan untuk itu” jawab mas Joko.

Sungguh mengharukan. Bagaimana mas Joko bisa menerima Melati yang, punya kekurangan pada organ kewanitaannya. Sehingga untuk bisa melakukan (‘afwan) jima’ Melati harus dioperasi yang biayanya mencapai 40 juta. Sedangkan Melati dengan segala prestasinya mau menerima mas Joko yang biasa saja atau dalam artian tidak seberprestasi dirinya. Dari cerita ummi ini, saya mencoba mengambil beberapa pelajaran, yakni :

Yang pertama, keterbukaan selama proses ta’aruf yang pada akhirnya mempersatukan mereka. Saudaraku, adanya keterbukaan selama proses ta’aruf sangat penting. Karena dari sini kita dapat mengetahui secara detail kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sehingga kita dapat memantapkan hati untuk lanjut ataukah berhenti sampai pada proses ta’aruf.

Kadangkala karena sudah ada kecondongan hati terhadap ikhwan atau akhwat yang diajak ta’aruf membuat kita menyembunyikan kekurangan kita. Yang pada akhirnya ketika jadi menikah akan menimbulkan kekecewaan pada salah satu pihak.

Seperti yang terjadi pada salah seorang teman. Selama proses ta’aruf ternyata dari ikhwannya masih ada yang ditutupi. Dan setelah menikah baru ketahuan kalau ikhwan tersebut punya ‘kelainan’ yang berujung pada keretakan rumah tangga mereka. Hal ini tentu lebih menyakitkan dibanding ketika kita memberi tahu sejak proses ta’aruf. Terserah jadi atau tidak. Supaya kita juga tidak merasa seperti membeli kucing dalam karung yang kita tidak tahu isi kucing tersebut benar-benar baik atau tidak. Hehe.

Yang kedua, kesiapan keduanya untuk menerima apa adanya calon pasangan dengan tidak menetepakan banyak kriteria. Melati hanya meminta kepada Allah calon yang siap menerima dia apa adanya. Bahasanya satu paket antara kelebihan dan kekurangannya. Sedangkan mas Joko yang merasa dirinya tak punya banyak kelebihan seperti Melati, siap menerima Melati dengan kekurangannya tersebut.

Yang ketiga adalah niat untuk menikah. Sebenarnya niat kita menikah itu apa? Apakah benar-benar karena Allah ataukah hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata?. Kalau hanya itu tujuannya, maka mas Joko jelas tidak akan menerimah Melati. Karena untuk mendapatkan kebutuhan biologis tersebut Melati harus dioperasi yang biayanya mencapai 40 juta.

Namun di sinilah kelebihan keduanya. Mereka benar-benar niat menikah karena Allah. Melati siap menerimah mas Joko apa adanya, meski tidak satu marhalah, tidak seberprestasi dirinya. Sedangkan mas Joko juga begitu, dia meniatkan semuanya karena Allah. Perkara kekurangan Melati tersebut, itu bisa diatasi. “Tidak bude, saya tidak menikah karena itu (kebutuhan biologis). Tapi saya benar-benar menikah karena Allah” katanya pada ummi. Ibaratnya kekurangan fisik itu bisa diperbaiki, sedangkan kekurangan (cacat hati dan akhlak) itu yang menjadi masalah besar.

Semoga kita dapat mengambil ibrah dari sedikit cerita ini. Waallahu a’lam bish-showab.



7 Gangguan dari Setan Saat Sakaratul Maut


Setan selalu memperdaya manusia, mulai dari terjadinya setitik mani hingga akhir hayat. Gangguan terdahsyat saat sakaratul maut. Nabi mengajarkan doa:

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari tipudaya syaitan di saat sakaratul maut."

Syaitan yang mengganggu saat sakaratul maut terbagi 7 rombongan :

Rombongan Setan 1

Setan datang dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lainnya atau sebagai makanan-minuman lezat. Sebab orang itu semasa hidupnya sangat tamak dan rakus kepada barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang-barang setan itu tepat di saat nyawanya putus. Inilah yang dikatakan mati lalai dan lupa kepada Allah SWT. Ini jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan Setan 2

Setan datang dengan menyerupai diri binatang yang dia takuti: Harimau, Singa atau Ular berbisa. Yang apabila memandangnya dia menjerit dan melompat sekuat hati dan seketika itu juga putuslah nyawanya. Matinya sebagai mati lalai dan dalam keadaan lupa kepada Allah. Itulah sebagai mati Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan Setan 3

Setan datang memperdaya orang yang sakaratul maut dan menyerupai binatang kesayangannya maka tangannya pun meraba-rabanya dan seketika itu dia mati, maka matinya dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah. Matinya Fasik dan Munafik, nerakalah tempatnya.

Rombongan Setan 4

Setan datang menyerupai dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang sakaratul maut (musuh besarnya), maka iapun menggerakkan diri untuk melakukan sesuatu pada musuh yang dibencinya itu. Seketika maut datang. Dia mati dalam keadaan lalai dan lupa kepada Allah dan mati sebagai Fasik dan Munafik. Nerakalah tempatnya

Rombongan Setan 5

Setan datang menyerupai diri rupa anggota keluarganya, seperti ayah ibunya dengan membawa makanan-minuman yang sangat diharapkannya. Maka ia pun menghulurkan tangan mengambil makanan-minuman yang dibawa si ayah dan si ibu yang dirupai oleh setan seraya berkata dengan penuh kasih :

“Wahai anakku hanya ini makanan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahwa kau akan menuruti kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam surga.”

Maka dia pun sudi mengikuti tawaran itu tanpa berfikir lagi, ketika itulah ajalnya tiba. Maka matilah dia dalam keadaan kafir, kekal di neraka dan terhapus semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan Setan 6

Setan datang menyerupai ulama yang membawa banyak kitab kepada orang yang akan mati dan berkata : (Seperti dialog ini.)

Ulama jelmaan setan: "Wahai muridku, sudah lama kami menunggu kedatanganmu, ternyata kamu sedang sakit. Karena itu kami bawakan kepadamu tabib dan obat untukmu."

Lalu diminumkannya obat, maka hilanglah penyakit itu, tetapi kemudian penyakit itu datang lagi. Setan yang menyerupai ulama datang lagi dan berkata : "Kali ini kami datang untuk memberi nasihat agar kamu mati dalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?"

Orang yang akan mati itu menjawab : "Aku tidak tahu."

Berkata ulama jelmaan setan: "Ketahuilah, aku ini ulama tinggi ilmunya dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat surga yang tinggi. Cobalah kamu lihat surga yang disediakan untukmu. Jika ingin mengetahui Dzat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami."

Maka ia memandang kanan dan kiri, dilihatnya sanak-saudaranya berada dalam kesenangan surga (surga palsu yang dibentangkan setan untuk menggoda orang yang sakaratul maut).

Orang itu bertanya ke ulama jelmaan setan: "Bagaimanakah Dzat Allah?"

Setan sangat gembira tipu dayanya kena pada yang sakit itu, "Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu."

Saat dibuka selapis demi selapis tirai beragam warna, maka orang yang sakaratul maut itu melihat satu benda sangat besar, seolah lebih besar dari langit dan bumi. Berkata setan: "Itulah dia Dzat Allah yang patut kita sembah."

Berkata orang yang sakaratul maut itu : "Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini punya 6 sisi, ada kiri dan kanannya, atas dan bawah, depan dan belakang. Sedangkan Dzat Allah tidak menyerupai makhluk. Sempurna Maha Suci Dia dari sembarang sifat. Tetapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang aku ketahui dahulu. Sekarang yang patut aku sembah ialah benda besar ini."

Di tengah keraguannya, Malaikat Maut mencabut nyawa, ia mati kafir dan kekal di neraka dan terhapus segala amalan baik semasa hidupnya.

Rombongan Setan 7

Rombongan setan ini terdiri 72 barisan. (Mengapa 72 barisan? Karena dia menepati hadits bahwa umat Muhammad akan terbagi 73 barisan). Satu barisan yang benar yaitu Ahli Sunnah wal Jamaah, 72 lain masuk neraka karena sesat. Ketahuilah bahwa setan akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam di saat sakaratul maut.

Karena itu, hendaknya kita mengajarkan pada orang yang hampir mati bacaan talqin ’Laa Ilaaha Illallah’ untuk menyelamatkannya dari gangguan iblis dan syaitan yang bersungguh-sungguh menggoda orang yang dalam sakaratul maut. Hadith Nabi :

"Ajarkanlah oleh kamu kepada orang yang hampir mati : Laa Ilaaha Illallah.”

dari http://lampuislam.blogspot.com/



Peringatan Konten




























Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah
18 Tahun

dari http://www.organisasi.org/

ARTIKEL profile